Kolaborasi pemerintah dan sektor swasta terbukti menjadi langkah efektif dalam percepatan vaksinasi bagi warga. Di Kabupaten Kudus, kolaborasi pemerintah dearah dengan berbagai elemen itu diwujudkan dengan tiga langkah utama yakni edukasi, sosialisasi serta apresiasi bagi warga ‘Kota Kretek’. Hingga Rabu (23/3/2022), cakupan vaksinasi dosis pertama di Kudus mencapai 622.215 jiwa atau 94.03% dari target yang ditetapkan pemerintah.
Sementara, sebanyak 543.201 warga atau 82.09% dari target tersebut telah menjalani vaksin dosis lengkap. Bupati Kudus, HM Hartopo menuturkan tingginya capaian vaksinasi di Kudus ini tak lepas dari peran aktif sektor swasta. Peran aktif tersebut diketahui diterapkan lewat program “Ayo Kudus Vaksinasi” yang sudah terlaksana sejak Juli 2021, menggandeng Pemkab Kudus, Kodim Kudus dan juga Polres Kudus serta instansi pemerintah lainnya.
Program itu diinisiasi Djarum Foundation dan sinergi yang baik dengan instansi pemerintah di Kota Kretek. Hartopo berharap, berbagai upaya yang telah dilakukan dapat menjadi penggerak bagi sektor swasta lainnya agar turut berpartisipasi. “Kami berterimakasih kepada Djarum Foundation yang benar benar mengeluarkan segala upaya dalam percepatan cakupan vaksinasi di Kudus. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta seperti ini merupakan sinergi yang sangat baik dan diharapkan dapat terus berjalan,” jelas Hartopo secara tertulis, dikutip, Rabu (30/3/2022).
Adapun Program Manager Bakti Sosial Djarum Foundation, Purwono Nugroho menjelaskan program “Ayo Kudus Vaksinasi” terdiri dari 3 langkah persuasif berupa edukasi, sosialisasi, dan apresiasi demi meningkatkan peran serta warga agar bersedia menjalani vaksinasi. “Melalui program Ayo Kudus Vaksinasi kami menjalankan edukasi, sosialisasi hingga apresiasi bagi warga Kudus agar mau menjalani vaksinasi. Edukasi dan sosialisasi menjadi faktor penting karena kita tahu banyak sekali kabar hoax dan disinformasi tentang vaksin. Ini yang perlu diluruskan agar masyarakat memahami manfaat vaksin dan akhirnya bersedia mengikuti vaksinasi. Jangan sampai vaksinnya ada tapi warga yang mau divaksin hanya sedikit,” ujar Purwono. Pada fase edukasi dan sosialisasi ini, dihelat berbagai kegiatan guna memberi pemahaman dan meningkatkan minat masyarakat terhadap vaksinasi Covid 19. Di antaranya ialah meluncurkan video klip ‘Ayo Vaksin’ berbahasa Jawa agar mudah dipahami masyarakat Kudus hingga penyebaran informasi program vaksinasi melalui jejaring pesan instan di gawai.
Sosialisasi, kata dia, juga dilakukan bekerjasama dengan pengurus masjid agar informasi vaksinasi bisa sampai ke lapisan paling bawah yakni Rukun Tetangga dan Rukun Warga hingga menghadirkan maskot vaksinasi di sentra sentra vaksinasi. “Setelah edukasi dan sosialisasi ini, langkah selanjutnya mendirikan sentra vaksinasi dan tim vaksinasi keliling yang menjangkau hinga ke desa desa di Kudus seperti yang dilakukan di Desa Bulungcangkring ini. Hal tersebut guna memudahkan warga yang ingin divaksin tapi terkendala akses dan fasilitas kesehatan. Tentunya kegiatan ini tak lepas dari sinergi yang erat bersama Pemkab Kudus, KODIM dan Polres Kudus serta instansi pemerintah lainnya,” ujar Purwono. Fase terakhir guna memantik minat masyarakat untuk menjalani vaksinasi ialah pemberian apresiasi berupa doorprize yang diundi secara berkala meliputi sepeda motor, lemari es, mesin cuci hingga televisi. Tak hanya itu, program ini juga memberikan sembako dan minyak goreng bagi setiap lansia yang mengikuti vaksinasi.